Jago Ngesot

December 03, 2014



Waktu kecil aku termasuk anak yang aktif. Tapi sayang, hingga usia nyaris tiga tahun aku belum bisa berjalan. Aku tak mampu melangkah dengan kedua kakiku sendiri. Padahal kemampuan bicara super sekali. Cerewet minta ampun dan bandel. Sering saat kumpul keluarga, mereka bercerita banyak hal ajaib dari masa kecilku.


Salah satu hobiku ‘ditetah’. Ketemu siapapun pasti minta tetah. Berdiri diatas telapak kaki, berpegangan tangan lalu ikut melangkah. Jarak untuk tetah juga minta yang jauh. Sebetulnya aku bisa berjalan sambil berpegangan dinding atau biasa disebut rambatan. Tapi anehnya saat disuruh jalan sendiri, aku hanya berdiri saja. Tak mau bergerak.


Ngesot adalah gerakan andalanku untuk beraktifitas di dalam rumah. Kekuatan ngesotku sangat cepat. Baju-baju banyak sobek di bagian pantat karena kebiasaan itu. Orang tua pun cemas kenapa aku belum juga berjalan. Akhirnya setiap pergi, aku selalu digendong.


Hingga suatu hari, Papa dan mama membawaku ke pasar. Aku masih ingat, saat itu Papa pulang lebih awal dari biasanya. Mama menggendongku. Aku senang sekali dibawa ke pasar. Itu hobiku. Lalu kami berhenti di penjual ikan segar.


Setelah tiba disana aku berdiri di dekat ikan-ikan segar yang berjajar. Tiba-tiba ada sesuatu dari belakang  memukul kaki beberapa kali. Aku menangis keras. Mungkin karena kaget dan takut. Petugas pasar yang kebetulan ada di sana ikut menghibur.Tapi aku tetap menangis keras. Mama dan papa akhirnya mengajakku pulang. Aku tetap digendong.


Nah, entah bagaimana ceritanya, yang jelas aku bisa berjalan setelah peristiwa penyabetan itu. Lari kesana kemari. Pakai sepatu yang ada bunyi cit cit. Sampai sekarang tak ada yang bisa menjelaskan. Mungkinkah ada hubungan antara disabet kuthuk lalu bisa jalan? apakah ini termasuk the power of kuthuk? Entahlah, Wallahualam.



Yang pasti sejak aku bisa berjalan, kecemasan orang tua berkurang. Uang belanja pun bertambah. Tidak habis untuk membeli baju baru karena baju selalu sobek di bagian belakang.  Jatah untuk menggendong pun berkurang. Sebab aku lebih suka berjalan agar bisa mendengar suara decit sepatuku.    




You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

kumpulan-emak-blogger

Flickr Images