Tentang pertemuan

LDR

January 26, 2014

Pertama kali mengenal istilah ini dari sebuah film Raditya Dika. LDR alias Long Distance Relationship a.k.a Hubungan Jarak Jauh. Sejak dulu saya skeptis dengan hubungan macam ini. Tidak percaya bahwa hubungan macam ini akan berjalan dengan langgeng. Walaupun pada kenyataan saya mendapati beberapa LDR yang berhasil. Entah ketika pacaran ataupun menikah tetapi pada akhirnya mereka memilih untuk menjalani CDR atau Close Distance Relationship alias hubungan jarak pendek (kayak korslet listrik yak :D)

Saya selalu menjauh dengan hubungan macam ini. Membuang waktu buat saya. Saya selalu mengumpamakan bahwa LDR itu mirip dengan minum minuman yang ada racunnya. Kita tahu minuman itu beracun tetapi tetap saja diminum. Berharap tubuh memiliki antibodi baik sehingga tidak akan terpengaruh dengan racun itu. Atau berharap akan ada obat penawar sebelum racun itu bereaksi pada tubuh. Konyol buat saya. Penuh dengan ketidakpastian. Kita tak pernah tahu dengan siapa dia bergaul, seperti apa bahkan apa yang sedang dilakukannya sekarang. Harus selalu percaya. Dan kepercayaan itu seperti obat pahit yang harus diminum setiap hari agar kamu tak mati. Kamu tak pernah tahu apakah dengan meminum obat itu kamu bisa tetap hidup lama. Tapi yang jelas kamu akan mati jika tak meminum itu.

Sayangnya akhirnya saya terlibat pada hubungan konyol ini. LDR pertama tak berhasil. Mungkin saya terlalu skeptis dan hubungan itu berlalu tanpa kejelasan. Hingga akhirnya saya tiba pada hubungan kedua saya. Sejak awal saya sudah bilang bahwa saya tak percaya pada LDR. Entah kenapa dia bisa menyakinkan saya hingga akhirnya sampai hari ini hubungan kami masih terjalin dengan baik. Mungkin karena jarak kota yang tak terlalu jauh. Hanya sekitar 1 jam jika ditempuh dengan motor atau sekitar 45 menit jika ditempuh dengan kereta. Mungkin karena dia bukan orang baru di hidup saya. Sejak kecil kami sudah berteman. Mungkin karena komunikasi kami sejak dulu baik walaupun putus nyambung putus nyambung. Mungkin dan mungkin... .

Pertemanan kami biasa, selayaknya tetangga, teman SD ataupun teman SMP. Ketika usia dewasa kami mulai sibuk dengan dunia masing-masing. Sempat kehilangan komunikasi tuk berapa lama dengannya, saat dia meneruskan studinya di luar kota. Pertemuan dimulai lagi melalui sosmed Facebook. Bertemu dengan dia lagi di sosmed itu bersama teman-teman lain. Tetap tak ada yang spesial. Dia tetangga saya yang bekerja di luar kota sedangkan saya masih bertahan di kota kelahiran tercinta.

Terkadang dalam malam insomnia saya, dia yang menjadi kawan chat saya. Selalu seperti itu. Terkadang sangat sering kami chat tapi berbulan-bulan diam tanpa komunikasi. Bercerita tentang masa kecil, pekerjaan bahkan terkadang menyerempet ke hubungan kita masing-masing. Hingga akhirnya entah bagaimana kami bisa sampai di titik ini. Melewati beberapa bulan bersamanya dengan status bukan lagi sebagai tetangga. Saya tak merasa menjalani LDR karena dia ada buat saya. Dia juga sering nyata berada di samping saya.

Sering kami tertawa bersama. Menertawakan hubungan kami. Berapa orang yang harus kami lewati. Berapa jarak yang harus kami tempuh dan akhirnya kembali pada dia. Tetangga yang hanya berjarak beberapa rumah. Teman kecil yang akhirnya menjadi teman special. Tapi itulah waktu, kekuasaan Allah. Apapun itu namanya, tak ada yang bisa menghindar dari takdirNya. Kami berdua tengah menikmati apa yang sedang terjadi diantara kami. Tak lagi hanya berbicara tentang masa lalu tapi juga tentang masa depan. Untuk ke sekian kali saya kembalikan semua pada waktu. Biar tinta Allah yang menentukan guratan akhir cerita kami.

Saya merasa nyaman bersama dia. Dengan segala kecerewetan dan kegalakannya, dia membangkitkan semangat baru. Konsentrasi untuk sembuh. Allah memang selalu memberi apa yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan. Mungkin saat ini dia yang saya butuhkan :)  
 

Pernikahan

Pernikahan

January 26, 2014


Marry your Daughter itu adalah judul lagunya. Salah satu lagu dan video favoritku. Suka sekali sejak dengar dari awal. Mendapat kiriman video dari adik dan ketika membukanya membuat saya berkhayal. Berharap ada seorang pria yang melamar saya dengan lagu itu. Video yang cukup membuat saya GR. hihihii..

Lagu ini menjadi semakin special karena sebelum saya jatuh, saya sempat mengupdate status FB saya dengan bagian lirik lagu ini. Hemmm... miris.
Marriage.. Pernikahan.. adalah impian setiap wanita. Ya.. seorang gadis kecil pun selalu bercita cita menjadi pengantin. Memakai baju pengantin dengan aneka macam hiasan di kepala seperti bunga dan cunduk mentul (karena saya orang Jawa) sungguh terlihat spesial. Sangat cantik.

Dulu waktu kecil setiap ada pesta pernikahan dan waktu temu manten, aq selalu berlari k depan agar bisa melihat pengantin. Selanjutnya setiba di rumah meniru gaya pengantin dengan berbagai atribut yang aneh. Memakai lipstik ibu dan berbagai benda di sekitar yang bisa dipakai untuk menjadi pengantin.

Ketika usia semakin dewasa maka keinginan untuk menikah semakin realistis. Bukan lagi pada gemerlapnya pakaian atau meriahnya pesta. Tetapi lebih pada calon mempelai pria. Seseorang yang mampu menjadi imam dalam keluarga.Seseorang yang mampu melindungi dan menjadikan kebahagiaan dan kesejahteraan keluarganya sebagai tujuan sukses hidupnya. Seseorang yang mampu tumbuh menua bersama.

Banyak orang berkata menikah itu mudah. Tapi buat saya menikah butuh pemikiran matang. Saat presentasi beberapa jam saja butuh waktu lumayan lama utuk mengumpulkan bahan materi. Apalagi menikah yang akan terjadi untuk selamanya. Persamaan visi dan misi antara pasangan jelas suatu yang penting. Seringnya pasangan sering menganggap visi dan misi pernikahan pasti sama. dan itu terkadang menjadi problem di kemudian hari.

Menikah telah menjadi mimpi saya sejak beberapa tahun lalu. Masuk ke dalam resolusi awal tahun saya. Tapi sampai hari ini belum juga terwujud. hehee... Entah kenapa setiap datang kesempatan itu, saya selalu ragu, maju mundur tak jelas. Mungkin karena saya belum siap, persepsi saya yang salah tentang pernikahan atau memang saya belum bertemu dengan tulang rusuk saya.

Hingga hari ini ada pertanyaan yang belum terjawab. Selalu pertanyaan yang sama yang saya ucapkan kepada mereka yang sudah atau akan menikah. Apa yang membuat kamu percaya bahwa dia The Right One? Tapi belum ada jawaban yang memuaskan saya.

Jika memang jodoh adalah bagian dari tulang rusuk, seharusnya akan terasa benar. Seharusnya akan terasa sakit jika dia tak ada, sepi , dan kosong. Seharusnya jika tulang rusuk itu telah benar terpilih maka tidak akan perpisahan.
Entahlah...

video stop motion

Stop Motion yang ke Dua ( Can You Answer It)

January 25, 2014

Perempuan selalu suka dengan kepastian. Apapun itu bentuk kepastiannya. Kepastian hubunganpekerjaan yang pastikehidupan yang pastidan lain sebagainya. Beberapa orang (termasuk saya) merasakan kegalauan tentang ketidakpastian itu. Memang sebagai seorang wanita di jaman ini, katanya bukan suatu masalah jika mengungkapkan perasaannya lebih dulu. Tapi saya bukan termasuk yang setuju dengan paham tersebut. Tapi rasanya gatel juga jika disimpan saja. hingga akhirnya terbesi sebuah ide untuk membuat stop motion lagi.

Dulu saya pernah membuat stop motion untuk komunitas saya. Memakai peralatan sederhana, gambar, dan tulisan. Sekarang saya mencoba stop motion yang lain. Saya cukup puas dengan hasilnya. Ketika saya berikan kepada teman saya, dia pun senang. Tak perduli apakah akhirnya video tersebut dia berikan pada Sang Penyebab Kegalauan, entahlah. Bagi saya rasa penasaran sudah terbayar dan melihat orang yang saya sayang bahagia itu sudah cukup.

Mau lihat video stop motion ke dua saya. Silahkan kunjungi http://www.youtube.com/watch?v=inE9PJZfqrs
Enjoy it :)

Tentang pertemuan

Tentang Kebetulan

January 25, 2014

Aku selalu percaya tak pernah ada yang namanya kebetulan. Entah itu sebuah peristiwa ataupun pertemuan. Sering orang menyebutnya sebagai takdir, nasib ataupun jodoh. Bagiku itu adalah kuasa Sang Waktu. Pembuktian akan kekuasaan Tuhan.

Pada Sang Waktu aku bertahan. Percaya pada keajaiban Tuhan. Bahwa akan ada skenario indah dibalik sesuatu. Apapun itu sebuah kebetulan terjadi karena suatu alasan. Kita tak pernah tahu alasan apa itu. Bahkan terkadang butuh waktu bertahun-tahun untuk mengetahui alasan itu. Dan percayalah ketika sebuah pintu jawaban terbuka maka terbuka pula semua tanya, tanpa tersisa.

Aku percaya satu pertemuan akan membawa ke pertemuan yang lain. Satu peristiwa menyebabkan peristiwa yang lain. Satu orang akan membawa aku mengenal orang yang lainnya. Entah bagaimana caranya. Bisa melalui cara yang menyenangkan bahkan mungkin lewat cara yang menyakitkan. Mungkin hanya selintas tapi bisa untuk waktu yang lama. Entah pada akhirnya saya yang mengajarkan sesuatu atau justru yang diajarkan.

Ada kalanya aku terjatuh dan merasa menyesal ataupun sakit hati. Tapi waktu tetap berjalan meski aku diam. Maka aku tak ingin menghabiskan waktuku hanya untuk menyesali atau bersedih akan sesuatu yang tak mungkin kembali. Memperbaiki kesalahan dan melakukan yang terbaik yang aku mampu tanpa mengulangi kesalahan. Hingga akhirnya luka itu terobati sendiri karena Sang Waktu.

 Sekali lagi tidak ada kebetulan. Semua terjadi karena sebuah alasan. Untuk mereka yang pernah berada dalam cerita hidup saya. Turut menggoreskan tinta cerita disana. Terimakasih untuk semua. Satu pertemuan membawaku ke pertemuanku yang lain. Semua harus aku lewati agar aku bisa bertemu dengan dia. Saat ini aku tengah menikmati pertemuanku dengan seseorang. Entah kelak ini akan kembali menjdi cerita selintas ataukah untuk waktu yang lama hingga akhir hidupku, setidaknya aku telah menemukan satu alasan kenapa Tuhan memilihkan dia untuk ada disisiku saat ini. Aku hanya berusaha melewati dan memberikan yang terbaik untuk dia. Karna aku ingin menjdi alasan yang baik untuknya. Sebuah jejak indah yang tak mungkin terganti :)

Popular Posts

Like us on Facebook

kumpulan-emak-blogger

Flickr Images